Search This Blog

Monday, March 30, 2009

Praktik beribadah Muslem dan Katolik adalah bukti betapa tidak tolerannya agama tersebut

Salah satu hal yang membuatku sangat jengkel adalah harus terbangun pukul 3 pagi ketika aku harus ujian pukul 8 paginya dan baru tidur pukul 2. Di Depok terutama, orang-orang tak beretika dan berotak itu menggedor-gedor kamar kosan di pagi hari pukul 3 sambil berteriak sahur. Saya berpikir emang semua orang disini orang Islam? Sesuka hati anda menggedor kamar kosan. Yang lebih parahnya lagi adalah, mereka melakukan sholat dengan berteriak sekencang-kencangnya seakan-akan menyombongkan tuhannya di hadapan orang lain, seakan-akan mereka suci dan beragama sementara orang lain tidak. Dalam beberapa kesempatan, mereka memberikan mikofon kepada anak kecil yang kemudian dimain-mainkan sambil berteriak allaah huaakbar. Saya bilang itulah orang tak berpendidikan dan tak beradab.

Salah satu praktek ibadah paling tidak beretika adalah sholat, yaitu momen ketika semua mesjid meneriakan sekeras-kerasnya lantunan ibadah mereka melalui pengeras suara. Anda bisa menghitung jumlah mesjid di Jakarta. Bayangkan betapa bisingnya itu, terutama ketika anda tinggal di tempat yang agak pinggiran seperti Depok. Sama halnya dengan praktek ibadah katolik di Roma, mereka meneriakan ibadah mereka melalui pengeras suara seakan-akan semua orang harus tahu mereka sedang beribadah
Bagi orang Kristen (baru kali ini saya sepaham dengan Alkitab), diceritakan bahwa orang-orang yang berdoa sambil berteriak di tengah jalan adalah orang-orang Farisi yang menolak keberadaan yesus sebagai juruselamat. Itulah kira-kira gambaran orang yang berdoa sambil berteriak supaya semua orang tahu bahwa dia berdoa, farisi, munafik dan tidak mempunyai iman yang sesungguhnya. Padahal berdoa adalah hubungan pribadi dengan tuhan, kenapa harus diteriakan dengan keras?

Argumen teman islam saya adalah untuk mengingatkan umat muslim untuk sholat. Respon saya adalah emang tidak ada jam sekarang? Emang orang muslem tidak bisa mengatur dering jam weker? Kalaupun emang kebanyakan orang muslem tidak beradab seperti itu, bukankah doa hubungan personal dia dengan tuhan, kenapa harus ada campur tangan pihak ketiga? Orang berdoa karena merasa membutuhkan, merasa perlu berkomunikasi dan berhubungan intim secara spiritual dengan tuhan. Jadi tidak perlu diteriakan melalui pengeras suara.

Di inggris sekarang bahkan sistem alarm mobil harus dimatikan pada waktu malam hari karena waktu tidur merupakan momen yang sangat berharga dalam kehidupan yang tingkat kesibukannya begitu tinggi. Tidur nyenyak merupakan investasi yang sangat mahal. Hal itu sangat mempengaruhi kualitas kerja di pagi hari dan bahkan mempengaruhi mood sepanjang hari. Artinya kualitas tidur menentukan bahagia tidaknya hidup seseorang. Bayangkan anda tidur pukul 1 pagi dan dibangunkan pukul 3. Anda akan kesusahan untuk kembali tidur. Oleh karena itu, pemerintah inggris menetapkan denda yang sangat mahal untuk warganya yang tidak mematikan alarm mobil pada waktu malam hari.

Apakah anda (orang islam maupun katolik) mau diganggu tidurnya dan digedor-gedor kamarnya pukul 3 pagi untuk urusan ibadah agama lain? Bayangkan jika anda harus mengikuti interview kerja pukul 8 paginya dan hal itu menentukan nasib hidup anda. Kalau tidak mau, janganlah menggedor kamar orang lain pada pukul 3 pagi apalagi berteriak keras di pengeras suara. Anda tidak perlu menyombongkan ibadah anda!! Lakukan saja banyak kebajikan tidak perlu terlalu banyak bicara!

Sebuah kritik terhadap buku Pak Andjar tentang Hukum Koperasi Indonesia

I. PENDAHULUAN
Meskipun Indonesia adalah Negara yang berbasiskan sistem ekonomi koperasi, namun fakta yang tidak bisa dinafikkan adalah bahwa kapitalisme menjadi nilai perdagangan dan ekonomi internasional sekarang. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan masing-masing mazhab, baik itu kapitalisme maupun koperasi, penulis bermaksud untuk mengkontekstualisasikan kedua mazhab tersebut dengan argumen bahwa sistem ekonomi koperasi sudah kurang relevan untuk Indonesia sekarang. Kapitalisme sendiri terbagi dalam kapitalisme kooperatif, seperti yang dipraktekkan Jerman dari zaman Bismarck sampai kejatuhan Third Reich, dan kapitalisme kompetitif, seperti yang dipraktekkan Amerika Serikat.
Baik kapitalisme kooperatif maupun kompetitif menekankan pada kualitas persaingan. Seperti halnya dalam hukum persaingan usaha, persaingan usaha pada dasarnya meningkatkan efisiensi produksi, kualitas barang dan jasa yang dihasilkan dan efisiensi penggunaan bahan baku. Penulis berpendapat bahwa tingkat persaingan atau kompetisi inilah yang membedakan sistem ekonomi koperasi yang dianut di Indonesia (bukan di Swedia atau Finlandia) dengan sistem kapitalisme pada umumnya. Definisi koperasi menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian antara lain menyebutkan tentang prinsip koperasi yang berdasarkan asas kekeluargaan. Prinsip kekeluargaan ini pada prakteknya di Indonesia menyebabkan tingkat persaingan yang cukup rendah.
Pada bagian isi tulisan ini, penulis akan menggambarkan tentang sistem ekonomi kapitalisme dan koperasi serta perbandingan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Selanjutnya, penulis akan menjabarkan analisis terhadap kondisi ekonomi Indonesia dari tahun 2000 sampai sekarang dan mempertahankan argumen bahwa sistem ekonomi kapitalisme lebih relevan pada masa sekarang ini.
II. ISI
A. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Kapitalisme adalah suatu ideologi atau paham yang percaya bahwa modal merupakan sumber utama untuk dapat menjalankan sistem perekonomian di suatu Negara. Dengan demikian, sistem ekonomi Negara tersebut bersumber pada pengelolaan modal, baik itu modal milik perorangan, milik sekelompok masyarakat, maupun milik perusahaan-perusahaan swasta. Kapitalisme tumbuh dan berkembang di dalam situasi dan kondisi ekonomi di abad ke-18; yaitu dalam era evolusi industri di Inggris. Penemuan penting seperti mesin uap oleh James Watt menjadi pendorong zaman industrialisasi. Dengan teknologi-teknologi tersebut, proses produksi di era itu menjadi jauh lebih efisien. Salah satu faktornya adalah digantikannya tenaga manusia dengan tenaga mesin. Biaya produksi yang dapat ditekan itu menyebabkan harga produk yang lebih murah. Selain itu, mesin juga mampu menghasilkan kualitas produk yang lebih baik dibandingkan hasil produksi manusia. Dengan adanya efisiensi ini, maka muncul keinginan para pemilik modal untuk mengembangkan usahanya yang sukses. Investasi ini menyebabkan multiplier effect yang maksudnya adalah timbulnya sektor-sektor usaha di bidang lain. Contoh: ketika sebuah pabrik baja berkembang dari pekerja yang jumlahnya 300 orang ke 3000 orang, maka jumlah penjaja makan siang di sekitar pabrik tersebut pasti meningkat. Selain itu, masih banyak jenis usaha lainnya yang akan muncul, seperti transportasi, pakaian tempat tinggal dan tempat rekreasi. Jenis usaha semacam ini menyebabkan timbulnya kesejahteraan masyarakat lokal serta perkembangan inovasi bisnis di area tujuan investasi tersebut.
B. Sistem Ekonomi Koperasi
Menurut Andjar Pachta, ide koperasi lahir dalam era kejayaan kapitalisme. Jika kapitalisme berpijak pada paham tentang pentingnya peranan modal dalam kegiatan ekonomi, maka koperasi lebih mengutamakan peranan manusia dalam memupuk modal. Dengan demikian, perbedaannya terletak pada penekanan faktor-faktor produksi dalam kegiatan ekonomi; koperasi pada manusianya, sedangkan kapitalisme mengutamakan dalam memupuk modal. Andjar lebih jauh menjelaskan bahwa dalam sistem ekonomi koperasi faktor produksi seperti modal masih diperlukan, hanya saja dalam sistem kapitalisme manusia hanyalah salah satu faktor produksi, sementara dalam sistem ekonomi koperasi, manusia adalah penggerak usahanya. Selain itu, Andjar Pachta juga berpendapat bahwa Negara-negara kapitalis banyak yang menyadari tentang pentingnya sistem ekonomi koperasi dalam meningkatkan tingkat hidupnya karena sistem koperasi mengajarkan mereka untuk bekerjasama satu dengan yang lain dalam suatu wadah yang diorganisir dan mempunyai program yang teratur dan dikelola secara bersama-sama secara demokratis.
Kritik penulis terhadap argumen di atas adalah kurang tepatnya pemahaman tentang filosofi sistem kapitalis. Andjar Pachta berasumsi bahwa (1) sistem kapitalis kurang manusiawi dibandingkan sistem koperasi; (2) sistem kapitalis tidak menekankan pada unsur kerjasama yang terorganisir serta demokrasi atau dalam sistem kapitalis unsur kerjasamanya lebih kecil atau kurang dibandingkan sistem ekonomi koperasi.
Kapitalisme dalam sejarahnya berawal dari ketidakpuasan kepada sistem diktator, monarki absolut dan totaliterianisme yang ada. Sampai pada abad ke 18, sebelum John Locke memprogandakan teori pemisahan kekuasaan, kebanyakan Negara (bangsa) masih mempraktekkan sistem kerajaan yang monarki dan diktator. Salah satu masalah penting pada masa ini adalah tidak adanya kepemilikan pribadi, baik tanah, rumah maupun properti yang lainnya. Kalaupun kerajaan mengizinkan adanya kepemilikan kepada kalangan bangsawan terbatas (baron dan duke), tidak ada mekanisme perlindungan properti tersebut. Artinya, pihak kerajaan bisa mencabut hak tersebut kapanpun mereka inginkan dan tidak ada jalur hukum yang bisa ditempuh oleh para bangsawan. Karena tekanan-tekanan sosial semacam inilah, terjadi ketidakpuasan terhadap sistem yang ada. Selanjutnya, terjadi pemberontakkan di banyak Negara-negara yang mempraktekkan sistem diktator (mirip esensinya dengan sosialisme). Rakyat merasa tidak adil karena hasil kerja keras mereka harus diberikan sebagai upeti dan hanya mendapatkan sedikit dari hasil kerja keras mereka. Pihak kerajaan berpendapat bahwa upeti itu pantas dibayar atas perlindungan kerajaan terhadap keselamatan rakyatnya.
Ketidakadilan dalam tatanan ekonomi pada masa itu menyebabkan adanya sentimen masyarakat dunia untuk melahirkan konsep kapitalisme dimana hak-hak individu akan kekayaannya dijamin oleh pihak penguasa. Bila dilihat dari perkembangan ini, maka: (1) sistem kapitalisme merupakan sistem yang lahir dari kelaliman sistem diktator yang intinya adalah untuk melindungi manusia dan hak asasinya; (2) sistem kapitalisme juga lahir dari kerjasama dan sentimen kebanyakan segmen masyarakat di dunia ini yang tidak puas dengan sifat diktator penguasa. Bahkan sebenarnya esensi dari sistem kapitalisme adalah demokrasi yaitu partisipasi rakyat dalam bidang kekuasaan Negara yang dalam konteks ini adalah perlindungan hak-hak ekonominya. Sistem kapitalisme bisa dikatakan sebagai pionir lahirnya konsep demokrasi klasik atau primitif di Athena (200 tahun sebelum masehi).
Kesimpulannya pada bagian ini adalah bahwa asumsi yang dipakai Andjar Pachta dalam bukunya kurang tepat karena tidak menjelaskan esensi sistem kapitalisme secara utuh, namun hanya melihat buruknya implementasi sistem kapitalisme. Hal ini sama dengan mengargumentasikan bahwa agama Islam jelek karena mengajarkan perang, balas dendam, pembunuhan dan kekerasan, padahal yang salah dalam hal ini adalah sekelompok minoritas yang salah mengartikan ajaran agamanya. Sebuah sistem (atau agama) tidak bisa disimpulkan buruk hanya karena segelintir orang dalam implementasinya menjadikannya jelek.
C. Perbandingan kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem
Menurut Andjar Pachta, kelebihan sistem kapitalisme adalah antara lain :
1. Para pengusaha menjadi lebih dinamis
2. Adanya profit motive
3. Adanya pengakuan terhadap hak milik perseorangan
4. Diperbolehkan bersaing dengan bebas
Sedangkan keburukan-keburukan sistem kapitalis adalah diantaranya sebagai berikut:
1. Pertentangan antar penilaian berdasarkan atas uang dengan nilai kemanusiaan
2. Distribusi pemerataan yang tidak merata
3. Penghasilan tanpa kerja.
4. Monopolistik, pemborosan ekonomi, tidak adanya keseimbangan dan individualisme
Penulis berpendapat bahwa Andjar Pachta menyimpulkan kelebihan sistem koperasi sebagai berikut:
1. Usaha yang bersifat sosial dan bukan berorientasi pada keuntungan tapi pada kesejahteraan anggota
2. Diurus bersama dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.
3. Netral, demokratis dan menghindari persaingan antaranggota
4. Moral, pendidikan dan kemandirian.
Andjar Pachta tidak mengakui bahwa sistem koperasi mempunyai kelemahan sama sekali. Bila dilihat dari paparan diatas, ada beberapa hal yang bisa diargumentasikan penulis.
Pertama, masalah kemanusiaan dan demokrasi. Hal ini sudah penulis bahas di bagian sebelumnya. Kedua, kelemahan sistem kapitalis distribusi pemerataan yang tidak merata. Kelemahan tidak sepenuhnya tepat dideskripsikan oleh Andjar Pachta. Esensi dari ekonomi dan bisnis adalah adanya keunggulan orang-orang tertentu yang disebabkan oleh kemampuan bisnisnya, kepintaran dan kemampuan beradaptasinya. Jadi, asumsi bahwa tingkat ekonomi yang ideal adalah semua orang harus memiliki tingkat kekayaan yang sama tidak tepat. Penulis juga mengakui bahwa harus ada intervensi pemerintah untuk menjamin kesejahteraan ekonomi yang mendasar seperti hak pendidikan, hidup yang layak, perumahan dan pekerjaan yang layak. Dalam konteks ini, sistem koperasi berideologi sosialis tepat argumentasinya. Akan tetapi, tidak tepat bahwa Negara punya hak untuk mengintervensi dan meregulasi kegiatan ekonomi unit ekonomi masyarakat secara absolut. Penulis menerima argumen bahwa Negara bisa mengintervensi sebatas pemenuhan kesejahteraan dasar ekonomi. Ketiga, penghasilan tanpa kerja merupakan keunggulan ekonomi seseorang tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Seseorang dikatakan sukses dalam bidang ekonomi bila dia mampu menciptakan corong-corong uang yang artinya adalah kemampuan finansialnya meregenerasi tanpa kerja keras lagi. Orang-orang sukses seperti itu umumnya harus bekerja keras pada awalnya hingga terciptanya corong-corong uang tersebut. Sistem kapitalis ini menyebabkan tumbuh berkembangnya industri-industri di Amerika dan Jepang yang jauh lebih pesat daripada Negara lain pada tahun 1960an-2000. Keempat, monopolistik merupakan collateral damage dari sistem kapitalis, namun masalah ini juga sudah dijawab dengan perkembangan pesatnya hukum persaingan usaha yang pionirnya adalah dari Amerika Serikat. Penulis tidak mengerti apa yang dimaksud Andjar Pachta dengan pemborosan ekonomi yang dimaksud. Andjar Pachta menjelaskan tentang pemborosan dalam penggunaan teknologi karena persaingan menyebabkan pengusaha berlomba-lomba menciptakan dan menggunakan teknologi baru sehingga teknologi lama terbuang. Bukankah hal tersebut juga terjadi dalam sistem ekonomi sosialis dan koperasi? Andjar Pachta lebih jauh menjelaskan gaya hidup konsumtif yang dihasilkan oleh sistem kapitalis. Pertanyaannya adalah apakah Negara-negara Skandinavia, seperti Swedia dan Finlandia, yang menganut sistem koperasi tidak menganut gaya hidup yang konsumtif. Gaya hidup konsumtif bukan merupakan konsekuensi langsung atau akibat kausal dari sistem kapitalisme. Kalaupun benar, apakah ada kesalahan moral didalam konsumerisme? Dalam konteks tidak adanya keseimbangan dan individualism, penulis berpendapat bahwa ketidakseimbangan dalam hal ekonomi pasti dan harus terjadi. Analoginya adalah dalam sebuah kelas dalam konteks pendidikan, pasti ada siswa yang juara pertama dan juara terakhir. Hal ini mengindikasikan ketidakseimbangan dalam hal akses pendidikan, seperti buku, teknologi dan kualitas infrastruktur lainnya. Penulis mengakui bahwa dalam kenyataannya banyak anak miskin yang juga sanggup berprestasi, namun kecenderungannya adalah anak yang orang tuanya berpendidikan dan kaya cenderung mempunyai potensi sukses (dalam hal pendidikan) yang lebih besar daripada anak yang keluarganya miskin dan tidak berpendidikan. Kondisi semacam ini menggambarkan pasti adanya ketidakseimbangan dalam hal ekonomi. Analogi lainnya adalah masalah dimana sebuah Negara terletak. Negara-negara seperti Indonesia dan China yang karena letaknya mempunyai kekayaan alam yang jauh lebih besar daripada Negara-negara seperti Singapura. Hal ini juga mengindikasikan adanya ketidakseimbangan ekonomi.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah semua keunggulan koperasi yang diuraikan oleh Andjar Pachta benar? Jikapun benar, apakah keunggulan tersebut tidak dimiliki oleh sistem kapitalis? Pertama dalam konteks koperasi tidak hanya mengejar keuntungan, namun lebih menitikberatkan pada kesejahteraan anggotanya. Apakah kesejahteraan secara ekonomi mungkin tercapai tanpa keuntungan? Keuntungan merupakan faktor utama yang menentukan kesejahteraan ekonomi. Dalam sistem kapitalis, kesejahteraan ekonomi anggota atau pekerjanya merupakan hal yang jauh lebih mungkin tercapai daripada pekerja dalam sistem koperasi. Alasannya adalah karena sistem ekonomi kapitalis menekankan pada meritocracy yaitu keunggulan kepintaran, manajemen, kreativitas, efisiensi dan efektivitas keputusan. Oleh karena itu, pekerja yang mempunyai keunggulan ini akan sejahtera secara ekonomi. Jika argumen Andjar Pachta selanjutnya adalah bahwa dalam sistem kapitalis hanya segelintir orang yang menikmatinya sementara lebih banyak yang tidak sejahtera, penulis juga sudah menjawab argumen ini. Bukankah dalam sistem koperasi ada pembagian sisa hasil usaha yang juga dinilai berdasarkan merits atau kontribusi masing-masing anggota? Hal ini berarti anggota yang kurang kreatif dan inovatif akan mendapatkan bagian uang yang sedikit. Orang yang unggul, pintar dan kreatif jumlahnya jauh lebih kecil daripada orang yang tidak sehingga secara kuantitas kesejahteraan ekonomi dalam sistem koperasi pun hanya akan dinikmati segelintir golongan.
Kedua, koperasi diurus bersama dengan semangat kebersamaan dan gotong royong. Apakah semangat kebersamaan dan gotong royong meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi secara kausal? Fakta menunjukkan bahwa tanpa sistem kompetisi atau persaingan, sebuah usaha tidak akan efisien dan efektif. Sikap gotong royong ini dalam pandangan penulis adalah sistem yang menyebabkan banyaknya ketidakpastian hukum dan friksi dalam kalangan ekonomi menengah ke bawah di Indonesia. Sistem gotong royong tidak menitikberatkan pada kontrak, perjanjian, kompetisi dan eksekusi penyitaan asset untuk kepentingan pembayaran hutang. Sistem litigasi adversarial ini adalah fitur utama Negara kapitalis seperti Amerika Serikat. Dalam sistem ini, kepastian hukum terjamin sehingga investor-investor asing merasa aman dengan investasinya. Persaingan adalah kunci utama peningkatan kesejahteraan ekonomi, inovasi, teknologi dan masih banyak lagi. Dengan kecenderungan gotong royong, maka anggotanya akan terjebak dalam self-complacency karena asumsi mereka adalah anggota lain koperasi akan membantu mereka dalam kesulitan sehingga mereka tidak perlu bersaing mati-matian. Ini adalah cara berpikir yang salah dalam konteks ekonomi dan pengusaha.
Ketiga, koperasi mempunyai ciri-ciri netral dan demokratis. Bukankah sejarah menunjukkan bahwa koperasi dipakai sebagai alat propaganda politik seperti halnya pada tahun 1970an ketika Soekarno sedang gencar-gencarnya menyerukan aliansi penentangan poros tengah komunisme? Banyak koperasi yang didirikan pada masa sebelum 1960 yang tujuannya adalah untuk menggalang dukungan masyarakat untuk menentang pemerintahan Belanda. Hal ini berarti koperasi di Indonesia banyak digunakan untuk kepentingan politik. Dalam kontek demokrasi, apakah adil jika seorang anggota yang kontribusinya sedikit mempunyai hak suara yang sama dengan anggota yang kontribusinya besar untuk menentukan arah dan nasib sebuah usaha dagang? Sistem ini sama halnya dengan pemegang saham, yang kekuatan suaranya tergantung pada jumlah saham atau kontribusi yang dia berikan kepada badan usaha tertentu.
Keempat, dalam hal moral, pendidikan dan kemandirian, penulis berpendapat bahwa pembuktian korupnya moral sebuah sistem tidak bisa dibuktikan oleh Andjar dalam bukunya. Sementara dalam hal pendidikan, anggaran yang dikeluarkan perusahaan multinasional untuk pelatihan ketrampilan jauh lebih besar dibandingkan koperasi besar di Indonesia. Selain itu, pendidikan merupakan kunci utama berkembangnya persaingan. Sistem kapitalis menitikberatkan pada kualitas persaingan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan kenderaan penting sistem kapitalis dalam mencapai tujuan keuntungannya. Dalam hal kemandirian, penulis berpendapat bahwa kemandirian juga merupakan kunci utama dalam sistem kapitalis. Sistem koperasi di Indonesia banyak disubsidi pemerintah dalam hal insentif pajak yang lebih tinggi daripada P.T., kemudahan pengurusan izin dan dana bantuan ataupun pinjaman dari pemerintah serta perlindungan dalam hal regulasi, sementara P.T. yang berbasiskan sistem kapitalis tidak mendapatkan keuntungan tersebut. Apakah koperasi lebih mandiri daripada P.T. dalam konteks ini?
D. Analisis terhadap kondisi ekonomi indonesia di tahun 1999-2003
Kondisi perekonomian Indonesia secara umum adalah pertumbuhan ekonomi pada tahun 1999 adalah 0,79%; pada tahun 2000 sebesar 4,92%; pada tahun 2001 sebesar 3,44%; pada tahun 2002 sebesar 3,66%; pada tahun 2003 sebesar 4,10%. Hal ini secara konstan berlansung sampai pada tahun 2007. Pada tahun 2008 terjadi penurunan yang sangat signifikan di triwulan terakhir dan hal ini berlanjut sampai awal 2009. Adanya indikasi kuat terjadinya pemutusan hubungan kerja yang banyak karena terjadinya krisis ekonomi global dimana banyak perusahaan besar gulung tikar sehingga terjadi pemotongan faktor produksi dalam hal buruh. Selain itu, rendahnya tingkat investasi pada tahun 2000 diperparah dengan krisis ekonomi global yang menurunkan secara drastis jumlah investasi yang masuk ke Negara-negara pada umumnya. Pada tahun 1985, kurang lebih 10% foreign direct investment masuk ke Indonesia sementara 40%nya masuk ke China. Pada tahun 1995, Indonesia hanya bisa menyerap 5% dari total foreign direct investment yang masuk ke Asia. Pada tahun 2008-2009 angka ini jauh lebih kecil lagi.
Sementara itu, pemerintah juga sedang krisis APBN dikarenakan berbagai faktor terhadap inflasi berkepanjangan, subsidi Bantuan Langsung Tunai dan dana-dana talangan yang harus dikeluarkan untuk insiden-insiden seperti lumput Sidoarjo. Indonesia pada masa sekarang sedang mengalami krisis investasi dan modal.
E. Deduksi analitis terhadap argumen bahwa kapitalisme lebih relevan
Dengan kekayaan alam yang melimpah ruah, sangat ironis bila melihat kondisi di lapangan bahwa Indonesia kekurangan teknologi, know-how dan sumber daya manusia untuk mengelola kekayaan alam tersebut. Hal ini menyebabkan diperlukannya konsesi untuk perusahaan semacam Conocho Philips. Sementara untuk pariwisata serta transportasi umum (seperti monorail) juga banyak yang tidak berkembang karena rendahnya jumlah investasi di Indonesia. Karena sangat diperlukannya modal untuk mengelola sumber-sumber daya alam tersebut, maka Indonesia tidak bisa menetapkan kebijakan koperasi yang hanya menekankan kesejahteraan anggotanya, padahal modal segar dalam jumlah banyak diperlukan dalam waktu singkat.
Sistem ekonomi koperasi sangat diperlukan pada masa abad ke 18 dan di Indonesia pada masa abad ke 19 dan 20 karena kurang adanya perlindungan terhadap hak buruh. Koperasi didirikan pada masa itu untuk melindungi hak-hak buruh yang termaginalisasi. Pada masa sekarang perlindungan terhadap hak buruh sudah diatur dalam Undang-undang perburuhan yang antara lain memuat upah regional minimum, jaminan sosial, asuransi kesehatan, hak mogok dan hak serikat buruh. Dengan perlindungan semacam itu, maka salah satu tujuan didirikannya koperasi sudah kurang relevan sekarang.
Sistem ekonomi koperasi menekankan pada dana dan modal anggotanya. Dalam kondisi perkenomian sekarang maka jumlah modal yang dimiliki masyarakat local Indonesia sangat sedikit. Indonesia perlu mengembangkan kebijakan kapitalis yang mempunyai daya tarik yang tinggi untuk para investor. Negara juga perlu menekankan pada efisiensi kinerja birokrat yang sangat dibenci oleh investor-investor asing, Misalnya, sistem keamanan dan pungutan liar.
III. Simpulan
Dengan perkembangan ekonomi yang semakin pesat, sistem ekonomi koperasi sudah kehilangan esensinya. Perlindungan buruh dalam konteks badan usaha yang melindungi kesejahteraan anggotanya sudah diambil alih oleh adanya Undang-Undang tentang Perburuhan yang menjamin hak minimum regional dan ha keselamatan buruh.

Sunday, March 29, 2009

Kindness is not what you say or feel: It s what you do!!

The conventional wisdom (popular belief) of virtue or kindness is that you must have good faith and exhibit certain quality of sympathy. I personally do not think that is proper and in fact im inclined to say that is wrong.

Here is how it goes. I am an utilitarian, which means I m a person of result orientation not process (though in some aspects im on the other extreme, process oriented). I think what matters is how many children in Africa fed today, not how much you care about them or how much you pity them.

A rich businessman or politician may not have sympathy or love for children in Africa, but as long as he donated a big sum of money to feed those children, that is kindness and, in fact, a lot more useful than people who are extremely kind but poor. Even if the politicians or businessmen donate money for popularity purpose (it s good for his political campaign) and not for the sake of showing sympathy for these children, I think, objectively he has done a lot more virtue than extremely kind people who are poor.

My friends argued that “but helping people is also about self-satisfaction and process…” how selfish is that argument. See? You are not helping a lot, yet you are doing it so you feel satisfied about YOURSELF!!! In religious terms (especially Christian Buddhist and Islam), this is done so you receive “pahala” or reward when you pass away. The reward in commonly associated with ticket to heaven. This shows how selfish and hypocrite people are, especially those who claim themselves to be extremely kind or just kind.

Have you ever watched Boston Legal? If you do, you will know what i am saying. I am referring to Alan Shore, an obnoxious character in those series. He is infamous for his mean and unpleasant comment to a lot of things. His unorthodox approach to many issues bring him more foes than friends. The most important part of his character is that he doesnt proclaim himself to be a kind man... He doesnt even show it... But everyone watching that shows know exactly that he is the man of integrity, the one with strongest principles of life among all characters in Boston Legal. His principle is mainly helping poor and needy people without ever telling anyone or letting anyone knows. Unlike him, most people are overrating their kindness and their contribution to public. People gave "sedekah" or small change for paupers because they want to be seen as kind and nice people in public. Muslems gave zakat fitrah because they expect the heavenly crown or in quran terms pahala

Im sometimes sick with what im living in… people often say to me be part of the solution not the problem or think positively. I said no… without people like me nobody will ever realize how corrupt they are. Im not claiming im not corrupt (in wide sense), but at least im being honest about it…
Long live hypocrisy, because human kind loves you so much!! And went I come in to tell my friends that their volunteer works in asylum or children service are useless and infinitely small, they are mad at me… Kindness is best exhibited when you have money and power, even better when you do have the sympathy and love for those you help financially.

Sunday, March 22, 2009

the debate on Al-Quran and Holy Bible: Texts to religion of war?

Cafer says :
"Don't associate Islam with terrorism. It's really annoying.Makasi, it gets to a point where I have to explain Arabs and Pakistanis for political violence. It is so easy to blame our religion for imperfect human actions.No one is innocent? More like an excuse used to kill and murder civilians (or the more PC terminology, collateral damage).Oddly enough, the author of Body of Lies is the same asshole that cut off Erdogan at the Davos conference.I smell bullshit."

harjo says
"cafer, i don't take position for the author either. but i noted your point. That movie has America propaganda. However, my point is simply the war is the mistake of both, nobody can or should put their head straight up standing in either shoes the American (or UK or people claiming themselves as civilized nation) or the terrorist muslims (acknowledging some muslims practice "peaceful" religion.

Cafer says:
" mistake of both? No, I don't think so. One side chooses to engage in it, the other side does not have the option. You ignore the imbalances in power. ANd what do you mean SOME Muslims? Almost all Muslims life peaceful lives.It doesn't matter, you didn't address any of the points I made in my response. You are making the assumption that I am defending the conflict, when I am not.I am responding to the common conceptualization on "Muslim' terrorists, which I find offensive and I am tired of not speaking up and defending my din. I'll try to start from the beginning,
I have no problems w/ Harjo's initial statement.Yes, both sides are guilty in conflict.However, it is not that simple.There are varying degrees of complacency and a disproportionate power balance.In no way am I defending the actions of people that use violence on innocent civilians. At the same time, one side has a monopoly on state violence and the ability to manipulate politics in other countries (without consent from constituents).Because these situations arise, conflict springs up and both sides do repulsive acts.My problem stems again from the terminology. For a very long time, Muslims have been passive in the global media and we have not struggled against this "Muslim" terrorist association. As if people of faith are strongly inclined to use force, when in fact the actions are unduly unIslamic.This is the last point I have a problem with. But this is changing, more Muslims are speaking up and no longer letting others define us."

Harjo says:
personally find the text problematic in both Holy Bible and Al-Quran. I am aware that in Al-Quran there is part of the letter (surat) which reinforces the idea of jihad and martyr. This is consistent with the term used in Holy Bible. I can cite to you the Arabic and Hebrew language if I have time to research. My point is this language allows wars, killings and the use of force to defend the dignity of the religion if threatened. God (not capitalized because it loses my respect) in both text is described as vengeful and destructive. Holy Bible describes god’s anger when he swept out the whole mankind except Noah. This is not justifiable for whatever grave sins human has committed (it is said that god is forgiveful BIG JOKE). Another example is Sodom and GOmora incineration (can be found in Quran text as well). I find this god’s character, if not followed, interpreted extensively by both religions. No wonder, it incites so much vengeful character in both congregations
I note your point on power imbalances, and how one side started the war. I also note your point on how most not “all” muslims are living peacefully, yet severe oppression caused them to start speaking up. I have great appreciation to those people.
First, a power imbalance is not an excuse to kill enemies, if not muslims’ own kind. In the operation, the senior jihadist will kill his junior if the junior might be arrested. This is done to prevent information leakage. Bombs exploded in the centre of many Islamic cities. This character again stems from god’s character depicted in Quran. I am not saying there is not virtue in god described in Quran. I am saying the description is inconsistent and there is a minor flaw. God must be perfect, one flaw means he is not perfect, and if he is not perfect, it should not be god.
Take example from Buddist teaching. This is clear in Myanmar junta totalitarianism. Look at how those monks are killed yet they did not resist with violence. How many of them were killed? This is because they believe violence will not solve violence ( I bet many of you are sick reading these line), but it is relevant.

Second, I understand most muslims are living peacefully. I cant rebut you with many as I don’t have the statistic to argue. However, you must also note that many muslims live under the line of poverty. People with great agony in life tend to be more radicals. One of the factors is because they are paid and fed (including their families) when the decided to join jihad camps. The other factor is social pressure. You are viewed as the betrayer of its community if he doesn’t have the same view. Imagine life in Afganistan and you are a muslim male. Would dare to say to the radical jihadists that they interpret the Quran in a wrong, say improper, way? Would you dare to resist the peer pressure to support morally, if not physically of the jihadist movement? This is why I dare to use the word “many... ” and not “most”.

Third, I understand the oppression on Muslim side and I put a lot of angers in our world inherent unfair structure. I also understand the term muslim terrorist is offensive for most people. But that word technically refers only to muslims who are terrorist. In another word I can also say catholics terrorist, because they were once terrorists.
personally find the text problematic in both Holy Bible and Al-Quran. I am aware that in Al-Quran there is part of the letter (surat) which reinforces the idea of jihad and martyr. This is consistent with the term used in Holy Bible. I can cite to you the Arabic and Hebrew language if I have time to research. My point is this language allows wars, killings and the use of force to defend the dignity of the religion if threatened. God (not capitalized because it loses my respect) in both text is described as vengeful and destructive. Holy Bible describes god’s anger when he swept out the whole mankind except Noah. This is not justifiable for whatever grave sins human has committed (it is said that god is forgiveful BIG JOKE). Another example is Sodom and GOmora incineration (can be found in Quran text as well). I find this god’s character, if not followed, interpreted extensively by both religions. No wonder, it incites so much vengeful character in both congregations
I note your point on power imbalances, and how one side started the war. I also note your point on how most not “all” muslims are living peacefully, yet severe oppression caused them to start speaking up. I have great appreciation to those people.

Al-Quran and Holy Bible: Texts for Religion of War?

I've just watched body of lies (Leonardo di Caprio) which is consistent with most stories i ve watched such as rendition. It strikes me an awe. It is not that i don't know that there has been tension between the US and most muslims, but i can't picture it that well before i watched these movies. The best quotes i got from body of lies "Nobody is innocent in this business of wars". It is true. No matter which side of the war you choose to stand on, both are guilty, either standing for the American or the alleged muslims terrorist.

If i am to make an inventory of wars (big one) in the history up to the present date, then i can point to Catholicism and Islam as the primary defendant on the war history. The great Cross war between the crusaders and the jihadist, the story of king arthur war and the muslims. Israel-Palestine and much more.

I was a christian, i studied bible (i dont claim to be an expert). I do understand in both Al-Quran and Holy Bible (both are derived from almost the same text), there was a message of an angry god (not capitalized because i dont believe in it, or in any event, he is a flawed god). he is a god of war. Holy Bible especially described in details how vengeful, jealous and power showy he is. Sodom and Gomora and the 10 curses he granted for the Egytians are the clear example of this angry god. I never see any virtue of god in the bible, or even if there is one, his anger and vengeful actions far exceeds his virtue.

This, if not the core of the Holy Bible and Al-Quran teaching, gives room to misinterpretation. Look at ourselves right now (Isreael-Palestine) US (Cristian) to Musliims sentiment. Where did it come from? I understand both have appealing arguments for justifying its actions. In rendition movie, the agent of jihadists once argued that we have no idea the oppression they suffered for centuries, living under the ceiling of fear and persecution, discriminated and jailed simply because of their race, name or colors (random check and therefore forceful rendition to guantnamo). The argument of the US is also appealing. They argued that "do not throw the blame to our face, we did this so that you can wake up in your bed in London or Paris safely in the morning and not to worry of the safety of your family, children or relatives, so stop complaining and let us do our job"

This world is probably much better off without you both. Your indoctrination if not repugnant, is unbelievably uncivilized. I can start understanding what Sigmund Freud has been so discontent about during his course of life ("civilization and its discontent")

Muslims killed their own kinds in the name of Allah and worse of all they think they will go to heaven (martyr). US on one side think they have the police power to standardized value in the world. Side note: they also impose unfair environmental value to developing states now after they caused of this mess to global warming thanks to their industrialization era in 18th century.

Really, we dont need you to tell us that we should fight (in war) each other, human is born with innate sense of war already. Thanks to your contribution to our mankind!!

"those to whom evil is done, do evil in return"

Friday, March 20, 2009

do you think what you think you think?

Auguste Rodin crafted a famous statue called "thinking". In essence, it represents, that to be human you must think. Rene Descartes is also famous for his quote "cogito ergo sum" (I think therefore i am). I personally am a thinker (in any sense). I love philosophy and critical thinking skills

But am i thinking right? am i thinking what i think i think. We so often say and act not in accordance with what we think we do or say. I personally think what i think i think must be examined. The beauty of examination is well affirmed (which i very much adhered) by Socrates "unexamined life is not worth living. Therefore, a thought that is not examined is not worthy to be thought of.

Believe it or not, thinking is an art, just like playing music. I love playing piano. It is an art of interpreting a message in a song. That is what determines a shallow text based piano player and a good player. THinking also is an art which is not only measured by logic but metaphysics logic and observational skills. to see what a naked logic cannot see.

Imagine a cup of coffee when you are drinking with your friend. You can only see the side of cup, similar to a side of coin. Metaphysics logic allows you to see the other side of coin by observation of the surrounding of the coin without ever seeing the other side of the coin. We did every day in our lives, realizing it or not.

Isn't it beautiful?